Nilai Penting dan Keragaman Jenis Satwa

Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting dimana di dalamnya menjadi tempat hidup berbagai jenis flora dan fauna, tidak hanya bagi kehidupan satwa liar dan tumbuhan saja bahkan manusia juga menggantungkan hidupnya secara langsung pada hutan. Hutan mempunyai peran penting dalam tatanan ekosistem yang lebih besar. Fungsi hutan yang penting antara lain fungsi hutan sebagai pelindung ekosistem di bawahnya, fungsi konservasi dan fungsi produksi. Hutan dapat menjadi pelindung bagi ekosistem di bawah hubungannya dengan proses hidrologi sehingga hutan memberikan fungsi sebagai penyedia jasa lingkungan yaitu air untuk kehidupan ekosistem di bawahnya. Hutan juga menjadi tempat pelestarian atau perlindungan plasma nutfah. Fungsi terakhir yaitu fungsi produksi adalah hutan mampu menyediakan berbagai hasil hutan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Hutan merupakan sumber daya alam yang dapat diperbarui, jika pemanfaatannya dilakukan seacara lestari. Akan tetapi jika pengelolaan dan pemanfaatannya tidak dilakukan secara lestari, hutan akan kehilangan kemampuannya untuk pulih kembali seperti sediakala, sehingga hutan dapat kehilangan fungsi pentingya.

IUPHHK PT. Graha Sentosa Permai adalah perusahaan yang mendapatkan ijin untuk mengelola sumber daya hutan yang menjadi areal konsesinya. Sesuai dengan komitmen PT. Graha Sentosa Permai untuk melaksanakan kegiatan pengelolaan hutannya dengan berasaskan kelestarian, maka semua kegiatan pengelolaan

hutan harus dilakukan dengan perencanaan yang baik dan menyeluruh untuk menjaga fungsi-fungsi penting hutan. Kegiatan produksi yang dilakukan PT. Graha Sentosa Permai harus dilakukan dengan perencanaan yang baik untuk menghindari kerusakan hutan. Kegiatan produksi seperti pembukaan wilayah hutan (PWH), penebangan, penyaradan, pembuatan TPn dan TPK merupakan beberapa kegiatan yang diperkirakan dapat menimbulkan berbagai dampak terhadap komponen lingkungan yang ada. Kerusakan lingkungan yang terjadi dapat menurunkan fungsi-fungsi penting hutan.

Berdasarkan uraian tersebut maka PT. Graha Sentosa Permai melakukan kegiatan kajian dampak terhadap kegiatan yang diperkirakan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dengan menetapkan dan memonitoring kawasan lindung dan kawasan konservasi. Kemudian yang dimaksud dengan dampak adalah perbedaan kondisi pada awal sebelum dilakukan kegiatan dan sesudah dilakukan kegiatan. Pengamatan dampak ini khususnya pada trend Keragaman satwa dari perjumpaan setiap periode pengamatan kawasan lindung dan kawasan konservasi. Analisis Trend disini maksudnya adalah analisis yang digunakan untuk mengamati kecenderungan data secara menyeluruh pada suatu kurun waktu yang cukup panjang.

Tujuan Analisis Kerag

aman Satwa pada kawasan lindung dan konservasi di PT. Graha Sentosa Permai adalah untuk mengetahui perubahan  tingkat keragaman satwa melalui data jumlah perjumpaan jenis-jenis satwa pada setiap periode, sehingga dapat diketahui jenis satwa yang paling mendominasi di areal kawasan lindung dan konservasi(KPPN Seri I, KPPN Seri II, Kelerengan >40%, KPSL, IFL) tersebut.

PENGOLAHAN DATA

Dalam pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survei di lapngan, selanjutnya hasil data dianalisis. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kedudukan suatu jenis satwa dalam suatu ekosistem. Analisis dilakukan dengan menghitung jumlah jenis satwa yang dijumpai setiap periode untuk, sehingga jenis-jenis satwa dan kedudukan satwa tertinggi dapat diketahui, selain itu juga dapat diketahui penyebab dari perubahan jumlah perjumpaan satwa setiap periodenya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

 Data hasil pengamatan yang didapat di lapangan kemudian dilanjutkan melalui proses pengolahan data untuk mengetah

ui keragaman dan kedudukan jenis satwa penyusun tertinggi di dalam areal kawasan lindung. Hasil olah satwa disajikan dalam bentuk tabel dan grafik sebagai berikut :

KERAGAMAN SATWA

 1. Aves

Berdasarkan pengamatan, di jumpai 11 jenis aves dengan perjumpaan tertinggi Merbah crukcuk (Pycnonotus goiavier). Adapun jenis-jenis yang berstatus CR/kritis yaitu Rangkong gading, berstatus EN/terancam yaitu Cica daun. Jenis endemik/End yang dijumpai yaitu  Rangkong gading (Rhinoplax vigil), Sempidan Kalimantan (Lophura bulweri), Rangkong badak (Buceros rhinoceros), sedangkan jenis RI/dilindunginya yaitu Elang kelabu (Butastur indicus), Rangkong  gading (Rhinoplax vigil), Elang ular bido (Spilornis cheela), Sempidan kalimantan (Lophura bulweri), Rangkong badak (Buceros rhinoceros), Cica daun (Chloropsis sonnerati).

2. Mamalia

Berdasarkan pengamatan hasil perjumpaan, di jumpai 12 jenis mamalia dengan perjumpaan tertinggi yaitu: Beruk (Macaca nemestrina) dan Kera ekor panjang (Macaca fascicularis). Pada kelompok mamalia dijumpai beberapa jenis yang berstatus dilindungi/RI yaitu  Kelampiau/owa-owa (Hylobates muelleri), Kancil kecil/Pelanduk resam (Tragulus kanchil), Trenggiling (Manis javanica), Beruang madu, Kijang salung (Muntiacus atherodes). Sementara untuk jenis endemiknya/End yaitu Kijang salung (Muntiacus atherodes), sedangkan jenis dengan statsus IUCN EN/terancam yaitu Kelampiau/owa-owa (Hylobates muelleri), beruk (Macaca nemestrina), kera ekor panjang (Macaca fascicularis). Jenis dengan status CR/kritis yaitu Trenggiling (Manis javanica).

3. Reptil

Berdasarkan pengamatan, di jumpai 9 jenis reptil dengan jenis yang sering dijumpai yaitu Biawak Hijau (Varanus prasinus). Untuk jenis reptil yang berstatus CR yaitu Baning coklat (Manouria emys) dan kura-kura (Orlitia borneensis). Jenis yang berstatus EN yaitu Biawak Kalimantan (Lanthanotus borneensis). Pada famili ini juga dijumpai jenis yang dilindungi/RI yaitu Biawak kalimantan (Lanthanotus borneensis), Baning coklat (Manouria emys), Kura kura (Orlitia borneensis), Biawak hijau (Varanus prasinus) dan Labi labi (Dogania sublana). Selain itu juga dijumpai jenis endemik/End yaitu Biawak kalimantan (Lanthanotus borneensis), Kura-kura (Orlitia boneensis) dan Kadal pohon kalimantan (Dasia vittata).

4. Amphibi

Berdasarkan pengamatan hasil perjumpaan yang dilkukan pada tahun 2017 – 2022 di jumpai 6 jenis amphibi dengan jenis yang sering dijumpai pada pengamatan tahun 2022 adalah Kodok batu (Limnonectes macrodon) sejumlah 6 spesies.

5. Ikan

Berdasarkan pengamatan, di jumpai 8 jenis dengan jenis yang sering dijumpai pada pengamatan tahun 2022 adalah Ikan Saluang (Rasbora caudimaculata) sebanyak 14 spesies. Pada famili ikan, dijumpai di Kawasan lindung ini berstatus LC. Namun juga dijumpai jenis yang termasuk endemik/End yaitu Ikan salap (Barbodes coollingwoodii) dan jenis dilindungi/RI yaitu Ikan sapan (Leptobabus melanopterus).

6. Serangga

Berdasarkan pengamatan hasil perjumpaan yang dilakukan pada tahun 2022 di jumpai 6 jenis serangga yaitu Nyamuk hutan, Semut Hutan, Semut merah, Ulat daun, Tawon hitam dan Lebah Madu dengan jenis yang sering dijumpai pada pengamatan tahun 2022 adalah semut hitam (Formicidae) sebanyak 22 spesies. Hal ini dikarenakan jenis Semut tersebut sangat mudah dijumpai di hutan, bagian yang terjangkau mata seperti lantai hutan.